Friday, November 17, 2017

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS ETIKA KOMUNIKASI DALAM BISNIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Berbicara tentang etika komunikasi bisnis, maka kita tidak akan lepas dari bahasan tentang etika komunikasi dan etika bisnis dimana masing-masing bidang memiliki penjelasan tersendiri. Etika komunikasi dapat dikatakan sebagai serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri, dan juga masyarakat. Sedangkan etika itu sendiri berasal dari bahasa latin, berarti filasafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila dan agama

1.2  Rumusan Masalah.
1.      Etika komunikasi bisnis
2.      Etika komunikasi bisnis yang baik antara sesama manusia
3.      Contoh teknik komunikasi bisnis yang baik
4.      Faktor – faktor penyebab penyimpangan
5.      Etika Komunikasi Bisnis
6.       Contoh kasus dalam etika bisnis
6.      Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika
7.      Sasaran dan luang lingkup etika bisnis
8.      Prinsip umum etika bisnis

1.2    Tujuan masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjawab permasalahan yang sudah dirumuskan.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Komunikasi Bisnis

Etika komunikasi bisnis dapat dikatakan sebagai serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses komunikasi. Sebab itu komunikasi sering kali menjadi masalah karena tidak nyambung dalam penyampaian. Mungkin setiap kata sudah terpikirkan dan diucapkan dengan jelas, namun pasti ada saja yang menjadi hambatan. Komunikasi menjadi sebuah seni, membutuhkan rasa dan tingkat keilmuan yang tinggi. Dalam berkomunikasi tidak sembarang mengucap, mendengar dan yang menghasilkan bunyi, jika salah bicara maka orang yang kita ajak bicara bias sensitive dan bias menjadi masalah. Dalam berkomunikasi ada etikabseperti dalam bahasa inggris, yaitu 5W+1H yaitu sebagai berikut :
A.    Who (siapa)
Mengetahui siapa yang diajak bicara, seperti pandangan mata agar kita menghargai lawan bicara.
B.     What (apa)
Lawan bicara harus tau apa yang sedang dibicarakan, karena jika tidak mengetahui apa yang dibicarakan pasti membuat kita merasa jengkel.
C.     Where (dimana)
Berkomunikasi harus tahu tempat, jika saja berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak disukai, maka bias saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat kita.
D.    When (kapan)
Tidak mudah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi.
E.     Why (mengapa)
Pertanyaan ini agar focus dengan tujuan pembicaraan
F.      How (bagaimana)
Cara kita berkomunikasi dengan penyampaian yang jelas. Jika kita salah penyampaian, jadi salah juga kita dalam beretika komunikasi.

2.2 Etika komunikasi bisnis yang baik antara sesama manusia
          Selain hal-hal komunikasi yang baik diatas adapun beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :
a.       Jujur tidak berbohong
b.      Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
c.       Lapang dada dalam berkomunikasi
d.      Menggunakan panggilan / sebutan orang-orang baik
e.       Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
f.       Tidak mudah emosi / emosional
g.      Berinisiatif sebagai pembuka dialog
h.      Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
i.        Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
j.        Bertingkahlaku yang baik.

2.3 Contoh teknik komunikasi bisnis yang baik

Contoh-contoh teknik komunikasi bisnis yang baik adalah :
·         Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
·         Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
·          Menatap lawan bicara dengan lembut
·          Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
·         Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
·          Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
·           Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
·           Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
·         Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
·            Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara
·         Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
·         Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan – cium pipi kiri) dan lain sebagainya

2.4 Faktor – faktor penyebab penyimpangan

                    Etika komunikasi dalam berbisnis mencakup tatanan nilai moral dan standar – standar perilakuyang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah. Akan tetapi, menentukan apa yang etis atau pantas bukanlah hal yang selalu mudah dilakukan bagi perusahaan sebagai perilaku bisnis. Jika bersikap kurang etis dapat merusak reputasi perusahaan, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menjalankan kode etik secara wajar dan konsisten.
                    Kode etik adalah pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan prinsip – prinsip etik yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
            Etika bisnis tidak terbatas hanya mengetengahkan kaidah – kaidah berbisnis yang baik (standar moral)dalam pengertian transaksi jual beli produk saja. Etika juga menyangkut kaidah yang terkait dengan hubungan manajemen dan karyawan. Yang paling nyata terlihat adalah terjadinya konflik atasan dan bawahan. Hal ini timbul antara lain akibat ketidakadilan dalam penilaian kinerja, manajemen karir, manajemen kompensasi, dan sistem pengawasan dan pengembangan SDM yang di diskriminatif.
            Semakin diskriminatif perlakuan manajemen terhadap karyawannya semakin jauh perusahaan menerapkan etika bisnis yang sebenarnya. Pada gilirannya akan mengganggu proses dan kinerja bisnis perusahaan. Namun dalam prakteknya pembatasan sesuatu keputusan manajemen itu etis atau tidak selalu menjadi konflik baru. Hal ini karena lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis, masalah etika, dan lingkup serta pendekatan pemecahannya.


·         Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor – faktor :
Ø  Berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia
Ø  Karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk, membahagiakan atau menjengkelkan
Ø  Mengahadapi pilihan yang serba salah, contoh kandungan formalin dalam produk makanan, pilihannya kalau mau dapat untung maka biarkan saja tetapi harus siap dengan citra buruk atau menarik produk dari pasar namun bakal merugi
Ø  Kemajemukan factor – factor yang harus dipertimbangkan, misalnya apakah perusahaan perlu menggunakan teknologi padat modal namun dilakukan PHK atau padat karya tetapi proses produknya akan kurang efisien

·         Berdasarkan pengamatan kita sehari – hari terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya penyimpangan dan pelanggaran dalam perdagangan sebagai berikut :
Ø  Pedagang karang mengenal psikologi membeli / konsumen, unit, usahanya kecil, bahkan mungkin harus membeli barang dagangannya dengan utang, biaya tinggi
Ø  Pedagang kurang mengenal atau kurang menaati tuntunan agamanya, sehingga tidak mampu bersaing dengan unit usaha yang lebih besar
Ø  Rendahnya pendidikan dan pengetahuan pedagang dan konsumen
Ø  Budaya dan perilaku kasar
Konsumen yang keberadaannya sangat terbatas, dengan strata yang sangat bervariasi menyebabkan para produsen (pedagang) dalam melakukan kegiatan pemasaran dan distribusi produk barang atau jasa dengan cara – cara yang seefektif mungkin agar dapat mencapai konsumen yang sangat majemuk tersebut
Ø  Rendahnya tingkat pengawasan dan tidak tegaknya aturan hokum yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat pengawasan dari pihak yang berwenang
Ø  Persaingan pasar
Naiknya harga BBM dan belum piliknya krisis ekonomi telah berimbas kepada rendahnya daya beli masyarakat. Sehingga meningkatnya persaingan pasar. Para pedagang berebut pelanggan, kondisi itu menyebabkan pedagang berupaya menjangkau dan mencari pelanggan sebanyak muingkin, sehingga segala upaya pun telah ditempuh, termasuk cara – cara curang dan amoral sekalipun



2.5 Konsep Dasar Etika Komunikasi Bisnis
Konsep etika berasal dari bahasa yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos, dan dalam bentuk jamak ta etha. Ethos dapat di artikan sebagai kebiasaan, akhlak, moral, karakter, atau watak yang mengacu pada nilai-nilai atau perilaku kelompok atau individu. Sementara tha etha berarti adat istiadat, yaitu norma-norma yang di anut oleh kelompok, golongan atau masyarakat tertentu mengenai perbuatan baik dan buruk. Organisasi biasanya memiliki kode etik untuk mengatur dan menjaga hubungan antar anggotanya. Misalnya kode etik akuntan, dokter, pengacara, asosiasi dagang, dan lain-lain.
Etika komunikasi bisnis adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan komunikasi yang dilakukan dalam berbisnis. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hokum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika komunikasi bisnis tidak jauh berbeda dengan etika dalam berkomunikasi. Setiap perusahaan memiliki etika komunikasi bisnis masing – masing sehingga memiliki aturan dan poin etika yang berbeda. Namun tidak seperti etika bisnis, biasanya etika komunikasi bisnis tidak ditulis secara resmi oleh setiap perusahaan. Perusahaan hanya membuat etika bisnis sehingga implementasinya mempengaruhi cara komunikasi bisnis mereka.

2..6. 1. Contoh kasus hak pekerja dalam etika bisnis

1.      Lima pekerja di salah satu perusahaan transportasi di Pasuruan diberhentikan/ di-PHK karena bergabung dengan Serikat Pekerja. Perusahaan PO.X memiliki beberapa divisi, diantaranya adalah divisi bengkel dan divisi kru bis. Serikat Pekerja divisi bengkel telah berhasil menuntut hak mereka yaitu mengenai upah, upah yang diberikan sebelumnya Rp. 25.000/hari padahal Upah Minimum Kabupaten sebesar Rp. 40.000/hari dan biaya Jamsostek yang 100% dibebankan kepada pekerja. Sekarang divisi bengkel telah menikmati upah yang sesuai dengan UMK dan memiliki Jamsostek yang dibayarkan oleh perusahaan.
Mengikuti kesuksesan divisi bengkel dalam menuntut hak kerja
mereka, para pekerja di divisi kru bis pun mulai bergabung dengan Serikat Pekerja. Pekerja divisi kru bis banyak mengalami pelanggaran hak-hak pekerja, diantaranya adalah pembagian upah yang menganut sistem bagi hasil. Perhitungannya sistem bagi hasil tersebut adalah :
Supir : 14% dari pendapatan bersih per hari
Kondektur : 8% dari pendapatan bersih per hari
Kenek : 6% dari pendapatan bersih per hari
Apabila pekerja tidak masuk kerja akan dikenakan denda sebanyak Rp. 500.000/hari kecuali tidak masuk kerja karena sakit. Tunjangan Hari Raya pun tidak pernah diberikan kepada pekerja. Masalah lain adalah mengenai tidak diberikannya fasilitas jamsostek, sehingga apabila terjadi kecelakaan kerja (kecelakaan bus), pekerja harus menanggung sendiri biayanya.
Akan tetapi, perjuangan divisi kru bis lebih berat dibanding divisi bengkel karena perusahaan sudah semakin pintar dalam berkelit. Mereka tidak mempunyai Perjanjian Kerja Bersama (PKB), semua perintah dan peraturan dikemukakan secara lisan sehingga pekerja tidak memiliki bukti tertulis yang bisa dijadikan senjata untuk melawan perusahaan seperti halnya yang dilakukan pekerja di divisi bengkel sebelumnya.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja setempat, diputuskanlah bahwa kelima orang pekerja tersebut akan mendapat pesangon dan kasusnya akan dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). (Http://www.gajimu.com. Diakses dari Internet pada Hari Kamis, Tanggal 31 Oktober 2012, Pukul 01.15 WIB.)
2.      Contoh kasus iklan tidak etis
Berikut ini akan membahas tentang salah satu iklan yang dinilai tidak beretika. Dalam pembahasan kali ini mengenai kasus iklan Traditional Chinese Medication (TCM), sebut saja Klinik C. Pada iklan Klinik C ditampilkan pemberian diskon (30%) bagi pembelian obat serta ditampilkan pula beberapa kesaksian konsumen mereka yang sangat tendensius melebih-lebihkan kemampuan klinik tersebut serta bersifat sangat provokatif yang cenderung menjatuhkan kredibilitas pengobatan konvensional.
Menurut Badan Pengawas Periklanan (BPP) P3I pada bulan November 2011, telah menilai bahwa iklan tersebut berpotensi melanggar Etika Pariwara Indonesia, khususnya terkait dengan:  Bab III.A. No.2.10.3. (tentang Klinik, Poliklinik dan Rumah Sakit) yang berbunyi: “Klinik, poliklinik, atau rumah sakit tidak boleh mengiklankan promosi penjualan dalam bentuk apa pun” dan Bab III.A. No.1.17.2. (tentang Kesaksian Konsumen) yang berbunyi: “Kesaksian konsumen harus merupakan kejadian yang benar-benar dialami, tanpa maksud untuk melebih-lebihkannya”.
Untuk memastikan adanya pelanggaran tersebut, maka BPP P3I telah mengirimkan surat kepada Persatuan Rumah-Sakit Indonesia (PERSI) dan mendapatkan jawaban bahwa PERSI sependapat dengan BPP P3I sehingga pada bulan Maret 2012, BPP P3I telah mengirimkan surat himbauan kepada KPI untuk menghentikan penayangan iklan tersebut.
Pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2012, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga melayangkan surat teguran kepada lima stasiun televisi, yaitu sebut saja “M” TV, “T” TV, “G” TV, “Ts” TV, dan “O” TV. KPI menegur mereka lantaran menampilkan iklan pelayanan kesehatan alternatif yang tidak etis, di antaranya iklan Klinik C. Menurut Komisioner KPI Nina Mutmainah Armando, iklan tersebut tidak etis karena menampilkan promosi dan testimoni yang berisi jaminan kesembuhan dari pasien.
Ketua Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI) Sujanto Mardjuki membenarkan bahwa iklan layanan kesehatan yang menjamin kesembuhan tidak etis. Menurut pemimpin organisasi yang menaungi berbagai insitusi pelayanan kesehatan tradisional ini, anggotanya tidak pernah melakukan publikasi macam itu. "Anggota kami sudah taat pada peraturan menteri kesehatan, seharusnnya klinik-klinik yang melanggar ketentuan itu tidak boleh dibiarkan," kata Martani, salah satu anggota IKNI.

2.7         Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis
1.    Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2.    Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3.    Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual

2.8 Sasaran dan luang lingkup etika bisnis

1.      Etika bisnis akan menjadi etika profesi yang akan memecahkan masalah, prinsip dan kondisi yang baik dimana perusahaan yang baik dan etis
2.      Menyadarkan massa terutama buruh dan yang lainnya bahwa mereka punya hak untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka dari bisnis orang lain
3.      Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi yang dapat di tentukan dengan mana bisnis yang etis dan tidak

2.8     Prinsip umum etika bisnis

1.    Prinsip otonomi : mengambil keputusan sesuai dengan isihati
2.    Prinsip kejujuran : erat kaitannya denga kepercayaan dan aset berharga
3.    Prinsip keadilan : pada dasarnya semua orang ingin dapatkan bersikap adil


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses komunikasi. Sedangkan etika komunikasi antar sesama manusia lebih mengacu pada sifat atau pembawaan diri si komunikator dan komunikan. Dan contoh teknik komunikasi adalah suatu arahan yang bagi komunikator dan komunikan tentang bagaimana seharusnya komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Etika komunikasi bisnis adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan komunikasi yang dilakukan dalam berbisnis. Etika mencakup tatanan nilai moral dan standar – standar perilaku yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu sangat perlu sekali bagi kita mengetahui faktor – faktor penyebab etika bisnis tersebut. Disamping itu dapat pula kita mencari penyelesaian dari penyimpangan – penyimpangan yang disebabkan oleh faktor – faktor tersebut. Yang pada akhirnya etika komunikasi tersebut dapat pejalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

3.2 Saran
            Untuk melakukan komunikasi yang dalam dunia bisnis diperlukan norma – norma yang dapat membantu dalam melakukan komunikasi yang baik dalam dunia bisnis. Yang pada akhirnya akan sangat membantu terutama dalam pencintaan tempat bisnis yang baru.


















DAFTAR PUSTAKA






 

Ema dwi winarti Template by Ipietoon Cute Blog Design