BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berbicara tentang etika komunikasi bisnis, maka kita
tidak akan lepas dari bahasan tentang etika komunikasi dan etika bisnis dimana
masing-masing bidang memiliki penjelasan tersendiri. Etika komunikasi dapat
dikatakan sebagai serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan
komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses komunikasi. Sedangkan yang
dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri, dan juga masyarakat. Sedangkan etika itu sendiri berasal dari bahasa
latin, berarti filasafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari
sudut budaya, susila dan agama
1.2 Rumusan Masalah.
1. Etika komunikasi bisnis
2. Etika komunikasi bisnis yang baik
antara sesama manusia
3. Contoh teknik komunikasi bisnis yang
baik
4. Faktor – faktor penyebab penyimpangan
5. Etika Komunikasi Bisnis
6. Contoh kasus dalam etika bisnis
6. Ada 3 jenis masalah yang dihadapi
dalam Etika
7. Sasaran dan luang lingkup etika
bisnis
8. Prinsip umum etika bisnis
1.2 Tujuan
masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjawab
permasalahan yang sudah dirumuskan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Komunikasi Bisnis
Etika komunikasi bisnis dapat dikatakan sebagai serangkaian prinsip dasar
atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses
komunikasi. Sebab itu komunikasi sering kali menjadi masalah karena tidak
nyambung dalam penyampaian. Mungkin setiap kata sudah terpikirkan dan diucapkan
dengan jelas, namun pasti ada saja yang menjadi hambatan. Komunikasi menjadi
sebuah seni, membutuhkan rasa dan tingkat keilmuan yang tinggi. Dalam
berkomunikasi tidak sembarang mengucap, mendengar dan yang menghasilkan bunyi,
jika salah bicara maka orang yang kita ajak bicara bias sensitive dan bias
menjadi masalah. Dalam berkomunikasi ada etikabseperti dalam bahasa inggris,
yaitu 5W+1H yaitu sebagai berikut :
A. Who (siapa)
Mengetahui
siapa yang diajak bicara, seperti pandangan mata agar kita menghargai lawan
bicara.
B. What (apa)
Lawan bicara
harus tau apa yang sedang dibicarakan, karena jika tidak mengetahui apa yang
dibicarakan pasti membuat kita merasa jengkel.
C. Where
(dimana)
Berkomunikasi
harus tahu tempat, jika saja berbicara pendapat tentang sesuatu yang tidak
disukai, maka bias saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat
kita.
D. When (kapan)
Tidak mudah
untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi.
E. Why
(mengapa)
Pertanyaan
ini agar focus dengan tujuan pembicaraan
F. How
(bagaimana)
Cara kita
berkomunikasi dengan penyampaian yang jelas. Jika kita salah penyampaian, jadi
salah juga kita dalam beretika komunikasi.
2.2 Etika komunikasi bisnis yang
baik antara sesama manusia
Selain
hal-hal komunikasi yang baik diatas adapun beberapa etika dan etiket dalam
berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :
a. Jujur tidak berbohong
b. Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
c. Lapang dada dalam berkomunikasi
d. Menggunakan panggilan / sebutan
orang-orang baik
e. Menggunakan pesan bahasa yang
efektif dan efisien
f. Tidak mudah emosi / emosional
g. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
h. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
i. Menggunakan pakaian yang
pantas sesuai keadaan
j. Bertingkahlaku yang baik.
2.3 Contoh teknik komunikasi bisnis
yang baik
Contoh-contoh
teknik komunikasi bisnis yang baik adalah :
·
Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan
dengan lingkungan
·
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
·
Menatap lawan bicara dengan lembut
·
Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah
senyum
·
Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
·
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap
lawan bicara
·
Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat
dan sesuai sikon
·
Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
·
Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan
yang terjadi
·
Mampu menempatkan diri dan
menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara
·
Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta
kecepatan bicara yang baik.
·
Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai
budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika
cipiki (cium pipi kanan – cium pipi kiri) dan lain sebagainya
2.4 Faktor – faktor penyebab
penyimpangan
Etika
komunikasi dalam berbisnis mencakup tatanan nilai moral dan standar – standar
perilakuyang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat
keputusan dan memecahkan masalah. Akan tetapi, menentukan apa yang etis atau
pantas bukanlah hal yang selalu mudah dilakukan bagi perusahaan sebagai
perilaku bisnis. Jika bersikap kurang etis dapat merusak reputasi perusahaan,
oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menjalankan kode etik secara
wajar dan konsisten.
Kode
etik adalah pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan prinsip – prinsip
etik yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
Etika
bisnis tidak terbatas hanya mengetengahkan kaidah – kaidah berbisnis yang baik
(standar moral)dalam pengertian transaksi jual beli produk saja. Etika juga
menyangkut kaidah yang terkait dengan hubungan manajemen dan karyawan. Yang
paling nyata terlihat adalah terjadinya konflik atasan dan bawahan. Hal ini
timbul antara lain akibat ketidakadilan dalam penilaian kinerja, manajemen
karir, manajemen kompensasi, dan sistem pengawasan dan pengembangan SDM yang di
diskriminatif.
Semakin
diskriminatif perlakuan manajemen terhadap karyawannya semakin jauh perusahaan
menerapkan etika bisnis yang sebenarnya. Pada gilirannya akan mengganggu proses
dan kinerja bisnis perusahaan. Namun dalam prakteknya pembatasan sesuatu
keputusan manajemen itu etis atau tidak selalu menjadi konflik baru. Hal ini
karena lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis, masalah
etika, dan lingkup serta pendekatan pemecahannya.
· Wujud dari masalah
etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor – faktor :
Ø Berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai
terdalam dari manusia
Ø Karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan
persepsi tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk, membahagiakan atau
menjengkelkan
Ø Mengahadapi pilihan yang serba salah, contoh kandungan
formalin dalam produk makanan, pilihannya kalau mau dapat untung maka biarkan
saja tetapi harus siap dengan citra buruk atau menarik produk dari pasar namun
bakal merugi
Ø Kemajemukan factor – factor yang harus dipertimbangkan,
misalnya apakah perusahaan perlu menggunakan teknologi padat modal namun
dilakukan PHK atau padat karya tetapi proses produknya akan kurang efisien
· Berdasarkan
pengamatan kita sehari – hari terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya
penyimpangan dan pelanggaran dalam perdagangan sebagai berikut :
Ø Pedagang karang mengenal psikologi membeli / konsumen, unit,
usahanya kecil, bahkan mungkin harus membeli barang dagangannya dengan utang,
biaya tinggi
Ø Pedagang kurang mengenal atau kurang menaati tuntunan
agamanya, sehingga tidak mampu bersaing dengan unit usaha yang lebih besar
Ø Rendahnya pendidikan dan pengetahuan pedagang dan konsumen
Ø Budaya dan perilaku kasar
Konsumen
yang keberadaannya sangat terbatas, dengan strata yang sangat bervariasi
menyebabkan para produsen (pedagang) dalam melakukan kegiatan pemasaran dan
distribusi produk barang atau jasa dengan cara – cara yang seefektif mungkin
agar dapat mencapai konsumen yang sangat majemuk tersebut
Ø Rendahnya tingkat pengawasan dan tidak tegaknya aturan hokum
yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat pengawasan dari pihak yang
berwenang
Ø Persaingan pasar
Naiknya
harga BBM dan belum piliknya krisis ekonomi telah berimbas kepada rendahnya
daya beli masyarakat. Sehingga meningkatnya persaingan pasar. Para pedagang
berebut pelanggan, kondisi itu menyebabkan pedagang berupaya menjangkau dan
mencari pelanggan sebanyak muingkin, sehingga segala upaya pun telah ditempuh,
termasuk cara – cara curang dan amoral sekalipun
2.5 Konsep Dasar Etika Komunikasi
Bisnis
Konsep etika berasal dari bahasa yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah
ethos, dan dalam bentuk jamak ta etha. Ethos dapat di artikan sebagai
kebiasaan, akhlak, moral, karakter, atau watak yang mengacu pada nilai-nilai
atau perilaku kelompok atau individu. Sementara tha etha berarti adat istiadat,
yaitu norma-norma yang di anut oleh kelompok, golongan atau masyarakat tertentu
mengenai perbuatan baik dan buruk. Organisasi biasanya memiliki kode etik untuk
mengatur dan menjaga hubungan antar anggotanya. Misalnya kode etik akuntan,
dokter, pengacara, asosiasi dagang, dan lain-lain.
Etika komunikasi bisnis adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan
komunikasi yang dilakukan dalam berbisnis. Kesemuanya ini mencakup bagaimana
kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hokum yang
berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat. Etika komunikasi bisnis tidak jauh berbeda dengan etika dalam
berkomunikasi. Setiap perusahaan memiliki etika komunikasi bisnis masing –
masing sehingga memiliki aturan dan poin etika yang berbeda. Namun tidak
seperti etika bisnis, biasanya etika komunikasi bisnis tidak ditulis secara resmi
oleh setiap perusahaan. Perusahaan hanya membuat etika bisnis sehingga
implementasinya mempengaruhi cara komunikasi bisnis mereka.
2..6. 1.
Contoh kasus hak pekerja dalam etika bisnis
1.
Lima pekerja di salah satu perusahaan transportasi di
Pasuruan diberhentikan/ di-PHK karena bergabung dengan Serikat Pekerja.
Perusahaan PO.X memiliki beberapa divisi, diantaranya adalah divisi bengkel dan
divisi kru bis. Serikat Pekerja divisi bengkel telah berhasil menuntut hak
mereka yaitu mengenai upah, upah yang diberikan sebelumnya Rp. 25.000/hari
padahal Upah Minimum Kabupaten sebesar Rp. 40.000/hari dan biaya Jamsostek yang
100% dibebankan kepada pekerja. Sekarang divisi bengkel telah menikmati upah
yang sesuai dengan UMK dan memiliki Jamsostek yang dibayarkan oleh perusahaan.
Mengikuti kesuksesan divisi bengkel dalam menuntut hak kerja
mereka, para pekerja di divisi kru bis pun mulai bergabung dengan Serikat
Pekerja. Pekerja divisi kru bis banyak mengalami pelanggaran hak-hak pekerja,
diantaranya adalah pembagian upah yang menganut sistem bagi hasil.
Perhitungannya sistem bagi hasil tersebut adalah :
Supir : 14% dari pendapatan bersih per hari
Kondektur : 8% dari pendapatan bersih per hari
Kenek : 6% dari pendapatan bersih per hari
Apabila pekerja tidak masuk kerja akan dikenakan denda sebanyak Rp.
500.000/hari kecuali tidak masuk kerja karena sakit. Tunjangan Hari Raya pun
tidak pernah diberikan kepada pekerja. Masalah lain adalah mengenai tidak
diberikannya fasilitas jamsostek, sehingga apabila terjadi kecelakaan kerja
(kecelakaan bus), pekerja harus menanggung sendiri biayanya.
Akan tetapi, perjuangan divisi kru bis lebih berat dibanding divisi bengkel
karena perusahaan sudah semakin pintar dalam berkelit. Mereka tidak mempunyai
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), semua perintah dan peraturan dikemukakan secara
lisan sehingga pekerja tidak memiliki bukti tertulis yang bisa dijadikan
senjata untuk melawan perusahaan seperti halnya yang dilakukan pekerja di
divisi bengkel sebelumnya.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja setempat,
diputuskanlah bahwa kelima orang pekerja tersebut akan mendapat pesangon dan
kasusnya akan dibawa ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
(Http://www.gajimu.com. Diakses dari Internet pada Hari Kamis, Tanggal 31
Oktober 2012, Pukul 01.15 WIB.)
2.
Contoh kasus iklan tidak etis
Berikut ini akan membahas tentang salah satu iklan
yang dinilai tidak beretika. Dalam pembahasan kali ini mengenai kasus iklan Traditional Chinese
Medication (TCM), sebut saja Klinik C. Pada iklan Klinik C ditampilkan
pemberian diskon (30%) bagi pembelian obat serta ditampilkan pula beberapa
kesaksian konsumen mereka yang sangat tendensius melebih-lebihkan kemampuan
klinik tersebut serta bersifat sangat provokatif yang cenderung menjatuhkan
kredibilitas pengobatan konvensional.
Menurut Badan Pengawas Periklanan (BPP) P3I pada bulan
November 2011, telah menilai bahwa iklan tersebut berpotensi melanggar Etika
Pariwara Indonesia, khususnya terkait dengan: Bab III.A. No.2.10.3.
(tentang Klinik, Poliklinik dan Rumah Sakit) yang berbunyi: “Klinik,
poliklinik, atau rumah sakit tidak boleh mengiklankan promosi penjualan dalam
bentuk apa pun” dan Bab III.A. No.1.17.2. (tentang Kesaksian Konsumen) yang
berbunyi: “Kesaksian konsumen harus merupakan kejadian yang benar-benar
dialami, tanpa maksud untuk melebih-lebihkannya”.
Untuk memastikan adanya pelanggaran tersebut, maka BPP
P3I telah mengirimkan surat kepada Persatuan Rumah-Sakit Indonesia (PERSI) dan
mendapatkan jawaban bahwa PERSI sependapat dengan BPP P3I sehingga pada bulan
Maret 2012, BPP P3I telah mengirimkan surat himbauan kepada KPI untuk
menghentikan penayangan iklan tersebut.
Pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2012, Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) juga melayangkan surat teguran kepada lima stasiun televisi,
yaitu sebut saja “M” TV, “T” TV, “G” TV, “Ts” TV, dan “O” TV. KPI menegur
mereka lantaran menampilkan iklan pelayanan kesehatan alternatif yang tidak
etis, di antaranya iklan Klinik C. Menurut Komisioner KPI Nina Mutmainah
Armando, iklan tersebut tidak etis karena menampilkan promosi dan testimoni
yang berisi jaminan kesembuhan dari pasien.
Ketua Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI) Sujanto
Mardjuki membenarkan bahwa iklan layanan kesehatan yang menjamin kesembuhan
tidak etis. Menurut pemimpin organisasi yang menaungi berbagai insitusi
pelayanan kesehatan tradisional ini, anggotanya tidak pernah melakukan
publikasi macam itu. "Anggota kami sudah taat pada peraturan menteri
kesehatan, seharusnnya klinik-klinik yang melanggar ketentuan itu tidak boleh
dibiarkan," kata Martani, salah satu anggota IKNI.
2.7
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam etika bisnis
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis
pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum,
dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan
ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan
struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah
pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini
termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter
individual
2.8 Sasaran dan luang lingkup etika
bisnis
1.
Etika bisnis akan menjadi etika profesi yang akan
memecahkan masalah, prinsip dan kondisi yang baik dimana perusahaan yang baik
dan etis
2.
Menyadarkan massa terutama buruh dan yang lainnya
bahwa mereka punya hak untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mereka dari
bisnis orang lain
3.
Etika bisnis juga membicarakan mengenai system ekonomi
yang dapat di tentukan dengan mana bisnis yang etis dan tidak
2.8
Prinsip umum etika bisnis
1.
Prinsip otonomi : mengambil keputusan sesuai dengan
isihati
2.
Prinsip kejujuran : erat kaitannya denga kepercayaan
dan aset berharga
3.
Prinsip keadilan : pada dasarnya semua orang ingin
dapatkan bersikap adil
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi adalah
serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup
seluruh komponen proses komunikasi. Sedangkan etika komunikasi antar sesama
manusia lebih mengacu pada sifat atau pembawaan diri si komunikator dan
komunikan. Dan contoh teknik komunikasi adalah suatu arahan yang bagi
komunikator dan komunikan tentang bagaimana seharusnya komunikasi tersebut
dapat berjalan dengan baik.
Etika komunikasi bisnis adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan
komunikasi yang dilakukan dalam berbisnis. Etika mencakup tatanan nilai moral
dan standar – standar perilaku yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis
sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu sangat
perlu sekali bagi kita mengetahui faktor – faktor penyebab etika bisnis
tersebut. Disamping itu dapat pula kita mencari penyelesaian dari penyimpangan
– penyimpangan yang disebabkan oleh faktor – faktor tersebut. Yang pada
akhirnya etika komunikasi tersebut dapat pejalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan.
3.2 Saran
Untuk
melakukan komunikasi yang dalam dunia bisnis diperlukan norma – norma yang
dapat membantu dalam melakukan komunikasi yang baik dalam dunia bisnis. Yang
pada akhirnya akan sangat membantu terutama dalam pencintaan tempat bisnis yang
baru.
DAFTAR PUSTAKA