A.
TEORI KONSUMSI
1.
Teori Keynes
Keynesianisme,
atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang
didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini
mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta
memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai
berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada
keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur
tangan negara.
Teori
ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi perilaku individu
ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses
ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan
pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian,
terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan
pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro,
untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan
pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga
masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya
(sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan
meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi
perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan
utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk
menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan
kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti
ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di
masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Pendekatan
Keynes
Buku
The General Theory of Employment, Interest and Money ( teori umum mengenai
kesempatan kerja ,suku bunga dan uang). Yang ditulis oleh seorang ekonom inggris john Maynard Keynes, telah
mendorong revolusi perekonomian. Setelah penerbitannya ditahun 1936, buku itu menawarkan suatu alternatif terhadap teori perekonomian teori klasik yang
berdasar pada pasar persaingan , harga yang fleksibel, dan peran terbatas
pemerintah. Sebenarnya ,teori Keynes memberikan landasan bagi pemerintah
untuk berperan lebih aktif. Teori Keynes yang meliputi tulisan- tulisan Keynes dan para pengikutnya mempunyai tiga
karakteristik :
Tingkat
harga umum dalam ekonomi dianggap kaku
atau tidak fleksibel kebawah .
Perubahan dalam pendapatan atau output (GNP) adalah sama dengan perubahan
pengeluaran nyata.
Tingkat
keseimbangan GNP dapat terjadi bila sumber – sumber tidak diperkerjakan sepenuhnya . Dengan
demikian, depresi besar pada tahunb 1930-an dapat dilihat sebagai suatu
equilibrium, atau keadaan tetapi,
daripada sebagai periode transisi
koreksi diri.
Kapasitas
produksi suatu bangsa menentukan potensi
GNP-nya, akan tetapi tingkat GNP yang sebenarnya ditentukan oleh pengeluaran
keseluruhan (C+I)
2.
Model konsumsi siklus hidup
Teori
Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)
Model
konsumsi siklus hidup lebih menekankan pada variabel sosial ekonomi, di mana
yang lebih menjadi perhatian adalah variabel usia (umur). Model ini
dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, Richard Brumberg. Di dalam
teorinya dijelaskan bahwa pengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dari
perjalanan umur seseorang.
Model
siklus hidup ini membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode:[5]
a.
Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja). Dalam tahap ini
dikatakan oleh ABM bahwa seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi
“Dissaving”, kenapa demikian karena seseorang melakukan konsumsi sangat
tergantung pada orang lain.
b. Periode produktif
(dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut sudah menjelang usia
tua). Tahap ini dikatakan bahwa seseorang berkonsumsi dalam kondisi “Saving”,
kenapa dikatakan demikian, karena seseorang pada tahap ini pengeluaran
konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain.
c. Periode tidak produktif lagi. Tahap ini
seseorang kembali berada dalam kondisi “Dissaving”, dengan kata lain bahwa
seseorang melakukan konsumsi kembali tergantung pada orang lain. Karena dalam
tahap ini seseorang tidak lagi mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
sendiri.
Formulasi
model fungsi konsumsi siklus hidup sebagai berikut:
C
= aW
Ada
tiga faktor yang membentuk nilai W
a) Nilai sekarang penghasilan dari kekayaan
yaitu berupa bunga, sewa.
b) Nilai sekarang penghasilan dari balas jasa
kerja yaitu berupa upah, gaji.
c) Nilai sekarang penghasilan upah yang
diharapkan diterima seumur hidup.
3. faktor- factor yang mempengaruhi tinghat
konsumsi
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Tingkat
konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan. Seseorang
membelanjakan uang yang dimiliki sebelumnya dipengaruhi oleh banyak
pertimbangan akibat adanya kalangkaan. Berikut ini dipaparkan penyebab
perubahan tingkat pengeluaran atau konsumsi dalam rumah tangga :
a.
Penyebab Faktor Ekonomi
1).
Pendapatan
Pendapatan
yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan
pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika
mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi
aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali
bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
2.)
Kekayaan
Orang
kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang
besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan
rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja.
Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena
punya banyak pemasukan dari hartanya.
3).
Tingkat Bunga
Bunga
bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang
lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang
tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.
b.
Perkiraan Masa Depan
Orang
yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi.
Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah,
ada yang sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.
1.
Penyebab Faktor Demografi
a.
Komposisi Penduduk
Dalam
suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka
konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi
suatu daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di
wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi
tinggi.
b.
. Jumlah Penduduk
Jika
suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit.
Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.
3.
Penyebab / Faktor Lain
1.
Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu
kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di
daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan
memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan
gemar pesta adat biasanya memeiliki pengeluaran yang besar.
2.
Gaya Hidup Seseorang
Seseorang
yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika
orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang
lain maupun dengan kartu kredit.
B.
L
1. Nvestasi
dalam ekonomi makro
Berdasarkan teori ekonomi, investasi
berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya
membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB
(Produk Domestik Bruto) dengan rumus:
PDB = C + I + G + (X-M)
Dimana:
C = Consume/ Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment/ Pemerintah
X = Export = Ekspor
M = Import = Impor
Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti
pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah
suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di
mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana
hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika
suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk
investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana
tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas
adalah investasi fisik. Dengan pembatasantersebut maka definisi investasi dapat
lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang
modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian
pada saat tertentu.
a. Investasi dalam Bentuk Barang Modal
dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang
modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik,
mesin, peralatan, gedung atau bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan
bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai
investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah
yang setara dengan fixed investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic
Bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan
adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang
lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan
penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi
yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan.
Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
2. nilai
waktu dari uang
Coba bayangkan ketika Anda memiliki uang
satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu, Anda sudah bisa hidup
mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami
penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat
menghidupi keluarga secara wajar. Namun, uang satu juta di masa sekarang sudah
tidak ada artinya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut dengan jutawan, namun
kini sebutan itu perlahan digantikan dengan sebutan milyuner.
Dalam melakukan investasi, maka konsep
nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin.
Jangan sampai tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka
yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang nantinya akan didapatkan.
Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu
20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika
kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan
dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta
lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
a. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Po (1 + r) ^n
Keterangan : FV = Future Value / Nilai
Mendatang
Po = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung
pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta
rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat : FV =
1.000.000 (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Maka, FV = Rp 1.100.000,00
b. Rumus Nilai Sekarang
PV = Fn / (1 + r) ^n
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Fn = Arus kas pada tahun ke-n
r = Rate / Tingkat bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung
pangkat n)
Contoh : Jika di masa yang akan datang
kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun,
maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Jadi, PV = 1.000.000 rupiah
Catatan :
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai
discount factor
3. karakteristik
investasi
Kriteria untuk menentukan kelayakan
suatu investasi adalah :
a. Payback
Period (PP)
Adalah teknik penilaian terhadap jangka
waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha. Terdapat 2 Model
perhitungan PP, yaitu:
F Apabila kas bersih
setiap tahun sama
PP = Investasi X 12
bulan
Kas bersih / tahun
F Apabila kas bersih
setiap tahun berbeda
PP = Sisa Investasi X
12 bulan
Kas bersih sesudahnya
Untuk menilai usaha layak diterima atau
tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :
PP sekarang lebih kecil
dari umur investasi
Dengan membandingkan
rata rata industri unit usaha sejenis
Sesuai dengan target
perusahaan
Kelemahan metode ini :
Mengabaikan time value
of money
Tidak mempertimbangkan
arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian
b. .
Average Rate of Return (ARR)
Mengukur ratarata pengembalian bunga
dengan cara memban-dingkan antara ratarata laba setelah pajak atau EAT dengan
ratarata investasi. Rumus menghitung ARR adalah sebagai berikut:
ARR % = Rata-rata EAT
rata investasi
Ratarata EAT = Total
EAT
Umur ekonomis (n)
Rata-rata investasi =
Investasi
c. Net
Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan
antara PV Kas Bersih (PV of proceed) denhgan PV investasi (capital outlays)
selama investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal Net
Present Value (NPV). Rumus :
NPV = Kas bersih 1 +
Kas bersih 2 +…+ Kas bersih N - Investasi
(1+r) (1+r) (1+r)
Setelah memperoleh
hasilnya,jika :
NPV positif, maka investasi diterima
NPV negatif, sebaiknya
investasi ditolak
d. Internal
Rate of Return (IRR)
Alat untuk mengukur
tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus = P1 C1 X P2 P1
C2 C1
Dimana: P1 tingkat bunga
1
P2 tingkat bunga 2
C1 NPV1
C2 NPV2
Apabila IRR lebih besar
dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila IRR lebih kecil
dari bunga pinjaman maka ditolak
e. Profitability
Index (PI)
Profitability index atau benefit and
cost ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan
bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus :
PI = PV kas bersih X
100 %
PV investasi
0 comments:
Post a Comment