Friday, April 24, 2015

Uang dan Lembaga Keuangan

A. Uang dan lembaga keuangan
Berikut saya akan menjelaskan pengertian uang dan lembaga keuangan       :
1.      Uang
Dalam Pengertian Uang, diartikan sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Komoditas-komoditas yang pernah digunakan misalkan gerabah, gandum, jagung, gading dan sebagainya merupakan uang yang disebabkan karena pada saat itu diterima secara umum dan dapat pula disebut sebagai uang apabila benda tersebut berperan sebagai alat tukar-menukar serta berlaku secara umum.
Jenis – jenis Uang
a.       Uang kartal
Pengertian Uang kartal merupakan uang yang dapat dipakai sebagai alat untuk pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Uang kartal ini meliputi uang logam dan uang kertas. Di mana mata uang negara kita adalah rupiah sedangkan lembaga yang bertugas dalam mengawasi peredaran uang rupiah adalah Bank Indonesia atau Bank sentral.
b.      Uang Giral
Pengertian Uang giral merupakan surat berharga yang bisa diuangkan di bank atau juga pada kantor pos. Misalkan uang giral, giro pos, cek, wesel dan surat berharga. Uang giral tersebut pada umumnya dipakai dalam kegiatan transaksi dengan nilai uang yang jumlahnya sangat besar. Uang telah berubah bentuknya seiring dengan perbedaan waktu. Meskipun demikian, Uang selalu menjadi bagian yang terpenting bagi masyarakat dalam dunia perekonomian.
Kata dalam Pengertian Uang yang dapat di ucapkan pada kehidupan sehari-hari mempunyai makna yang bermacam-macam akan tetapi bagi para ahli ekonomi, uang memiliki arti yang sungguh khusus. Di mana untuk menghindari sifat kebingungan, maka kita harus bisa mempunyai kejelasan yang sesuai sebagaimana kata uang yang digunakan para ahli ekonomi berbeda dari kegunaan pada biasanya
Para ekonom pun mengartikan Pengertian Uang sebagai sesuatu yang bersifat secara umum yang diterima dalam melakukan pembayaran barang dan jasa atau pada pembayaran atas utang. Untuk mata uang tersebut dapat terdiri dari uang kertas dan uang yang berupa koin atau logam. Pengertian Uang sebenarnya semata-mata sebagai mata uang yang sungguh sederhana bagi para ekonom. Oleh karena itulah makna cek juga dapat diterima sebagai alat pembayaran atas pembelian sedangkan pada rekening giro juga dapat dianggap pula sebagai uang. Untuk definisi uang dalam makna luas juga sangat diperlukan karena hal itu merupakan bentuk lainnya seperti misalkan tabungan yang dapat berfungsi sebagai uang apabila tabungan tersebut dapat diubah dengan cepat dan mudah menjadi mata uang ataukah rekening giro. Dengan demikian, tidak ada lagi definisi yang tunggal yang berkaitan dengan definisi yang paling tepat dan benar dari uang atau Pengertian Uang yang beredar.
2.      Lembaga keuangan
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan adalah suatu badan  yang bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat. Lembaga Keangan memiliki fungsi utama ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat ataupun sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.

1.      Lembaga Keuangan Bank
·         Bank Sentral
·         Bank Umum
·         BPR

2.      Lembaga Keuangan Bukan Bank
·         Pasar Modal
·         Pasar Uang dan Valas
·         Koperasi Simpan Pinjam
·         Pengadaian
·         Leasing
·         Asuransi
·         Anjak Piutang
·         Modal Ventura
·         Dana Pensiun
·         Dll

 Di Indonesia Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai Bank Sentral. Bank sentral  memiliki tanggung jawab terhadap setiap kebijakan moneter yang diberlakukan oleh setiap negara yang memiliki lembaga ini. Dibandingkan dengan perbankan lainnya maka bank sentral tidak memiliki kepentingan profit dalam menjalankan tugasnya karena bank sentral memiliki tugas sebagai penjaga kebijakan moneter dari pemerintahan yang sangat berbeda jelas dengan bank bank konvensional di setiap negara. Tugas dari bank sentral yang utama yaitu menjaga kestabilan dari nilai kurs dalam negeri dalam hal ini kurs mata uang dari suatu negara, menjaga kestabilan bisnis perbankan dan juga sistem perekonomian negara secara menyeluruh sehingga bank sentral menjadi lembaga yang penting dari suatu negara.
Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan bank komersial dan dikelompokan kedalalm 2 jenis yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri.
Bank pengkreditan rakyat merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan. BPR ini berasal dari bank desa, bank pasar, lumbung desa, bank pegawai, dan bank lainnya yang kemudian dilebur menjadi BPR. Jenis produk yang ditawarkan oleh BPR relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh BPR, seperti giro dan ikut kliring.
Pasar Modal pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana (emiten) dengan para penanam modal (Investor). Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi (modal jangka panjang)
Pasar uang (money Market) sama halnya dengan pasar modal, yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan dipasar uang adalah berjangka waktu pendek. Dipasar ini transaksi lebih banyak dilakukan dengan mengunakakn media elektronika, sehingan nasabah tidak perlu datang secara langsung.
Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para anggotanya untuk menyimpan uang yang sementara belum digunakan. Oleh petugas koperasi uang tersebut dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkanya.
  Perusahaan penggadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan pasilitas pinjaman dengan fasilitas jaminan tertentu. Nilai jaminan menentukan besarnya nilai pinjaman.  Sementara ini usaha pengadaian ini secara resmi masih dilakukan oleh pemerintah.
 Perusahaan sewa guna (leasing) bidang usahanya lebih ditekankan kepada pembiayaan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.  Sebagai contoh: jika seseorang ingin memperoleh barang barang-barang modal secara kredit maka kebutuhan ini pembayaranya dapat ditutupi oleh perusahaan lasing. Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
 Perusahaan asuransi merupakan perusahaan  yang bergerak dalam bidang pertanggungan. Setiap nasabah diberikan polis asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dengan menggantikanya apabila nasabahnya terkena musibahatau terkena resiko seperti yang telah diperjanjikanya.
 Anjak piutang (factoring) dimana usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara membeli kredit bermasalah perusahaan lain. Atau dapat pulah mengelola penjualan kredit perusahaan yang memerlukanya.
Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi. Perusahaan yang memberikan pembiayaan berupa kredit tanpa ada jaminan.
 Dana Pensiun merupakan perusahaan yang kegiatanya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja arau perusahaan itu sendiri.
3.      Lembaga keuangan informal
Lembaga keuangan informal adalah lembaga yang menjalankan fungsi lembaga keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Di Indonesia lembaga-lembaga ini terutama beroperasi di pedesaan atau masyarakat kelompok bawah. Umumnya prosedur dan perjanjian peminjaman amat cepat, sederhana, dan berdasarkan perjanjian lisan atau tertulis yang sederhana.
Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia antara lain riba dan ijon. Usaha riba adalah usaha memberi pinjaman dengan mengenakan bunga yang sangat tinggi, sehingga sering disebut sebagai lintah darat atau rentenir.
Praktik ijon terjadi di kalangan petani, di mana pemodal memberikan dana kepada petani, dengan syarat hasilnya nantinya harus dijual kepada pemodal. Yang menjadi persoalan dalam praktik ijon adalah seringkali harga jual hasil petani sangat rendah dibanding harga pasar yang berlaku.
Di satu sisi keberadaan lembaga keuangan informal ini amat menolong, karena menjangkau kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Di sisi lain biaya modal yang dibebankan kepada peminjam sangat tinggi. Misalnya, jika melalui perbankan masyarakat dapat memperoleh pinjaman dengan bunga sekitar 2-3% per bulan, melalui riba beban bunga yang dipinjamkan lebih besar dari 5% per bulan.
Sebenarnya ada juga lembaga keuangan informal yang tidak menjerat namun umumnya kurang ekonomis untuk digunakan sebagai sumber dana usaha, yaitu lembaga arisan. Biasanya tujuan pelaksanaan arisan bukan semata-mata finansial, namun juga tujuan sosial.
4.      Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Indonesia
a.       Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Berikut ini adalah daftar bank pemerintah, yaitu:
-       Bank Mandiri (sebelum 1998 adalah Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Pembangunan Indonesia)
-       Mutiara Bank (sebelum tanggal 16 September 2009 bernama "Bank Century"/"Bank CIC", penyertaan saham sementara oleh Pemerintah Indonesia melalui LPS)
-       Bank Negara Indonesia
-       Bank Rakyat Indonesia
-       Bank Tabungan Negara
b.      Bank Swasta
Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta nasional. Bank swasta dibedakan menjadi 2 yaitu:
·         Bank Swasta Nasional Devisa
-          Bank BRI Agroniaga
-          Bank Anda
-          Bank Artha Graha Internasional
-          Bank Bukopin
-          Bank Central Asia
-          Bank Danamon Indonesia
-          Bank UOB Indonesia, dll
·         Bank Swasta Nasional Nondevisa
-          Bank Mayora
-          Bank Mitraniaga
-          Bank Andara
-          Aglomas Internasional Bank
-          Bank Artos Indonesia
-          Bank Bisnis Internasional
-          Bank Tabungan Pensiunan Nasional, dll
B.       Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
1.      Pentingnya pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi sebuah negara, karena;
a.       Penduduk selalu bertambah, dengan bertambahnya penduduk, diperlukan lebih banyak komoditi dan bahan makanan untuk mencukupi kehidupan.
b.      Dengan bertambahnya penduduk, maka tumbuh kebutuhan pekerjaan bagi anak anak muda yang menjadi dewasa, supaya tidak terjadi pengagguran.
c.       Pertumbuhan ekonomi penting supaya tidak ketinggalan dengan negara lain, yang produknya lebih banyak macam
d.      Perkembangan teknologi yang cepat, membutuhkan daya beli rakyat yang lebih, dengan pertumbuhan ekonomi, daya beli rakyat meningkat.
e.       Negara baru bisa maju kalau ada pertumbuhan ekonomi, rakyat bertambah makmur
2.      Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi
aktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
a.       Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin
b.      Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar
c.       Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah
d.      Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar
e.       Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah
3.      Teori-teori pertumbuhan ekonomi
Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan mengenai hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi. Pandangan teori tersebut adalah:
a.       Teori klasik : menekankan tentang pentingnya faktor fator produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
b.      Teori Schumpeteer : menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
c.       Teori Harrod-Domar : menekankan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi permintaan dakam mewujudkan pertumbuhan.

d.      Teori neo klasik : melaluinkajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi

Monday, April 20, 2015

QUOTED SPEECH & REPORTED SPEECH

NPM : 1D214189

8. Q : jane said, " i can't afford to buy a new car"
    R : jane said, " that she couldn't afford to buy a new car"

9. Q : ted said, "i may go to the library now"
    R : ted said, "that he might go to the library them"

Perubahan Sosial Di Abad Ke 20

Perubahan Sosial Di Abad Ke 20
            Berakhirnya Perang Dunia II diikuti perubahan-perubahan sosial besar di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Selatan dimana mayoritas masyarakat hidup. Akibatnya, muncul berbagai teori mengenai perubahan-perubahan di negara-negara yang diberi berbagai julukan seperti ”Masyarakat-masyarakat Dunia Ketiga”, ”Negara-negara Terkebelakang”, ”Negara-negara Sedang Berkembang”, atau ”Negara-negara Selatan”.
            Gidden mengemukakan bahwa proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia yang dinamakannya globalisasi ditandai oleh kesenjangan besar antara kekayaan dan tingkat hidup masyarakat industri dan masyarakat Dunia Ketiga. Selain itu ia mencatat tumbuh dan berkembangnya negara-negara industri baru, dan semakin meningkatnya komunikasi antar negara sebagai dampak teknologi komunikasi yang semakin canggih.

Teori perubahan sosial pada abad 20 yang terkenal adalah:
1.   Teori Modernisasi
Teori Modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi. Teori ini berpandangan bahwa masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai tahap ”tinggal landas” ke arah perkembangan ekonomi. Menurut Etzioni-Halevy dan Etzioni transisi dari keadaan tradisional ke modernitas melibatkan revolusi demografi yang ditandai menurunnya angka kematian dan angka kelahiran; menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga; terbukanya sistim stratifikasi; peralihan dari stuktur feodal atau kesukuan ke suatu birokrasi; menurunnya pengaruh agama; beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunikasi ke sistem pendidikan formal; munculnya kebudayaan massa; dan munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.
2.   Teori Ketergantungan
      Menurut teori ketergantungan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman negara Amerika Latin bahwa perkembangan dunia tidak merata; negara-negara industri menduduki posisi dominan sedangkan negara-negara Dunia Ketiga secara ekonomi tergantung padanya. Perkembangan negara-negara industri dan keterbelakangan negara-negara Dunia Ketiga, menurut teori ini, berjalan bersamaan: di kala negara-negara industri mengalami perkembangan, maka negara-negara Dunia Ketiga yang mengalami kolonialisme, khususnya di Amerika Lain, tidak mengalami ”tinggal landas” tetapi justru menjadi semakin terkebelakang.
3.   Teori Sistem Dunia

      Teori yang dirumuskan Immanuel Wallerstein mengatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang: negara-negara inti, negara-negara semi-periferi, dan negara-negara periferi. Negara-negara inti terdiri atas negara-negara Eropa Barat yang sejak abad 16 mengawali proses industrialisasi dan berkembang pesat, sedangkan negara-negara semi- periferi merupakan negara-negara di Eropa Selatan yang menjalin hubungan dagang dengan negara-negara inti dan secara ekonomis tidak berkembang. Negara-negara periferi merupakan kawasan Asia dan Afrika yang semula merupakan kawasan ekstern karena berada di luar jaringan perdagangan negara-negara inti tetapi kemudian melalui kolonisasi ditarik ke dalam sistem dunia. Kini negara-negara inti (yang kemudian mencakup pula Amerika Serikat dan Jepang) mendominasi sistem dunia sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya negara lain untuk kepentingan mereka sendiri, sedangkan kesenjangan yang berkembang antara negara-negara inti dengan negara-negara lain sudah sedemikian lebarnya sehingga tidak mungkin tersusul lagi.

TEORI KONSUMSI

A.                TEORI KONSUMSI


1.      Teori Keynes
Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Pendekatan Keynes
Buku The General Theory of Employment, Interest and Money ( teori umum mengenai kesempatan kerja ,suku bunga dan uang). Yang ditulis oleh seorang  ekonom inggris john Maynard Keynes, telah mendorong revolusi perekonomian. Setelah penerbitannya  ditahun 1936, buku itu menawarkan  suatu alternatif  terhadap teori perekonomian teori klasik yang berdasar pada pasar persaingan , harga yang fleksibel, dan peran  terbatas  pemerintah. Sebenarnya ,teori Keynes memberikan landasan bagi pemerintah untuk berperan lebih aktif. Teori Keynes yang meliputi tulisan- tulisan  Keynes dan para pengikutnya mempunyai tiga karakteristik :

Tingkat harga umum dalam ekonomi dianggap kaku  atau  tidak fleksibel kebawah . Perubahan  dalam pendapatan atau output  (GNP) adalah sama dengan perubahan pengeluaran nyata.
Tingkat keseimbangan GNP dapat terjadi bila sumber – sumber  tidak diperkerjakan sepenuhnya . Dengan demikian, depresi besar pada tahunb 1930-an dapat dilihat sebagai suatu equilibrium,  atau keadaan tetapi, daripada sebagai  periode transisi koreksi diri.
Kapasitas produksi suatu bangsa  menentukan potensi GNP-nya, akan tetapi tingkat GNP yang sebenarnya ditentukan oleh pengeluaran keseluruhan (C+I)
2.      Model konsumsi siklus hidup
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)
Model konsumsi siklus hidup lebih menekankan pada variabel sosial ekonomi, di mana yang lebih menjadi perhatian adalah variabel usia (umur). Model ini dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, Richard Brumberg. Di dalam teorinya dijelaskan bahwa pengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dari perjalanan umur seseorang.
Model siklus hidup ini membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode:[5]
a. Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja). Dalam tahap ini dikatakan oleh ABM bahwa seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi “Dissaving”, kenapa demikian karena seseorang melakukan konsumsi sangat tergantung pada orang lain.
b. Periode produktif (dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut sudah menjelang usia tua). Tahap ini dikatakan bahwa seseorang berkonsumsi dalam kondisi “Saving”, kenapa dikatakan demikian, karena seseorang pada tahap ini pengeluaran konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain.
c.  Periode tidak produktif lagi. Tahap ini seseorang kembali berada dalam kondisi “Dissaving”, dengan kata lain bahwa seseorang melakukan konsumsi kembali tergantung pada orang lain. Karena dalam tahap ini seseorang tidak lagi mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.
Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidup sebagai berikut:
C = aW
Ada tiga faktor yang membentuk nilai W
a)    Nilai sekarang penghasilan dari kekayaan yaitu berupa bunga, sewa.
b)   Nilai sekarang penghasilan dari balas jasa kerja yaitu berupa upah, gaji.
c)    Nilai sekarang penghasilan upah yang diharapkan diterima seumur hidup.
3.    faktor- factor yang mempengaruhi tinghat konsumsi
       Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan. Seseorang membelanjakan uang yang dimiliki sebelumnya dipengaruhi oleh banyak pertimbangan akibat adanya kalangkaan. Berikut ini dipaparkan penyebab perubahan tingkat pengeluaran atau konsumsi dalam rumah tangga :

a.                Penyebab Faktor Ekonomi
1). Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
2.)    Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari hartanya.
3). Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

b. Perkiraan Masa Depan
Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

1.      Penyebab Faktor Demografi

a.        Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.
b.      . Jumlah Penduduk
Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

3.       Penyebab / Faktor Lain

1. Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat biasanya memeiliki pengeluaran yang besar.
2. Gaya Hidup Seseorang
Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.

B.                 L
1.      Nvestasi dalam ekonomi makro
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan rumus:
PDB = C + I + G + (X-M)
Dimana:
C = Consume/ Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment/ Pemerintah
X = Export = Ekspor
M = Import = Impor
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasantersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
a. Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan, gedung atau bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
2.      nilai waktu dari uang
Coba bayangkan ketika Anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu, Anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun, uang satu juta di masa sekarang sudah tidak ada artinya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut dengan jutawan, namun kini sebutan itu perlahan digantikan dengan sebutan milyuner.
Dalam melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang nantinya akan didapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini.
a. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Po (1 + r) ^n
Keterangan : FV = Future Value / Nilai Mendatang
Po = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Maka, FV = Rp 1.100.000,00
b. Rumus Nilai Sekarang
PV = Fn / (1 + r) ^n
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Fn = Arus kas pada tahun ke-n
r = Rate / Tingkat bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 = 1.000.000
Jadi, PV = 1.000.000 rupiah
Catatan :
1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor
3.      karakteristik investasi
Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :
a.       Payback Period (PP)
Adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha. Terdapat 2 Model perhitungan PP, yaitu:
F Apabila kas bersih setiap tahun sama
PP = Investasi X 12 bulan
Kas bersih / tahun
F Apabila kas bersih setiap tahun berbeda
PP = Sisa Investasi X 12 bulan
Kas bersih sesudahnya
Untuk menilai usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :
PP sekarang lebih kecil dari umur investasi
Dengan membandingkan rata rata industri unit usaha sejenis
Sesuai dengan target perusahaan
Kelemahan metode ini :
Mengabaikan time value of money
Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian
b.      . Average Rate of Return (ARR)
Mengukur ratarata pengembalian bunga dengan cara memban-dingkan antara ratarata laba setelah pajak atau EAT dengan ratarata investasi. Rumus menghitung ARR adalah sebagai berikut:
ARR % = Rata-rata EAT
 rata investasi
Ratarata EAT = Total EAT
Umur ekonomis (n)
Rata-rata investasi = Investasi
c.       Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed) denhgan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV). Rumus :
NPV = Kas bersih 1 + Kas bersih 2 +…+ Kas bersih N - Investasi
(1+r) (1+r) (1+r)
Setelah memperoleh hasilnya,jika :
NPV positif, maka investasi diterima
NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak
d.      Internal Rate of Return (IRR)
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus = P1 C1 X P2 P1
C2 C1
Dimana: P1 tingkat bunga 1
P2 tingkat bunga 2
C1 NPV1
C2 NPV2
Apabila IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak
e.       Profitability Index (PI)
Profitability index atau benefit and cost ratio merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus :
PI = PV kas bersih X 100 %

PV investasi
 

Ema dwi winarti Template by Ipietoon Cute Blog Design